Komponen Model SPK
Sistem
pendukung keputusan terdiri atas empat komponen model utama yaitu :
1. Subsistem
pengelolaan data (data Manajemen)
2. Subsistem
pengelolaan model (model Manajemen)
3. Subsistem berbasis pengetahuan (Knowledge Manajemen)
4. Subsistem pengelolaan dialog (User Interface)
Hubungan antara keempat komponen dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
1. Sub
Sistem Pengelolaan Data (Database)
Sub sistem pengelolaan data (database)
merupakan komponen SPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data
tersebut disimpan dan diorganisasikan dalam sebuah basis data yang
diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis
data (Database Management System). Membantu memasukkan satu
database yang berisi data yang relevan untuk sistuasi dan dikelola oleh
perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS/Data Base
Management System). Dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse
perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan untuk
pengambilan keputusan. Subsistem manajeman data dibangun dari
elemen-elemen antara lain basis data SPK, DBMS (Database Management System),
direktori data dan fasilitas query. Basis data adalah kumpulan dari data yang
saling terhubung dan dikelola sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan struktur
dari sebuah organisasi yang bisa digunakan oleh lebih dari satu orang dan lebih
dari satu aplikasi. Data dari basis data sebuah SPK didapatkan dari sumber data
internal dan sumber data eksternal.
Data
internal pada umumnya berasal dari sistem pemrosesan transaksi organisasi serta
berbagai data operasi dari bidang fungsional. Jenis data yang tergolong data
jenis ini misalnya pembayaran bulanan, penjadwalan perawatan mesin, penaksiran
penjualan yang akan datang, cost of out-stock item, dan future hiring plans.
Data
eksternal yaitu data-data yang berasal dari luar organisasi atau organisasi
lain misalnya pemerintah atau asosiasi perdagangan , tapi mempunyai pengaruh
terhadap organisasi. Data ini mungkin dimasukkan ketika SPK dipakai atau
sebelumnya disimpan di dalam basis data SPK. Contoh dari data jenis ini antara
lain data industri, data riset marketing, data sensus, data ekonomi nasional,
dan lain-lain.
Data
Personal (private data) merupakan jenis data lain yang digunakan oleh pembuat
keputusan untuk penaksiran terhadap data spesifik dalam keadaan tertentu. Organisasi
data untuk SPK berbeda-beda tergantung kebutuhan dari SPK tersebut. Organisasi
berupa data warehouse sering digunakan untuk membangun aplikasi SPK. SPK yang
berukuran besar biasanya memiliki mempunyai organisasi datanya sendiri yang
terintegrasi, berupa basis data SPK multiple
sources. Namun basis data SPK bisa juga dibangun untuk bisa berbagi dengan
DBMS yang lain dan secara fisik ditempatkan di tempat yang sama dengan alasan
biaya dan segi ekonomisnya.
Ekstraksi data merupakan suatu proses yang dikelola oleh DBMS yang meliputi proses meng-import , meringkas, menyaring dan mempersingkat data.
DBMS menyediakan fasilitas untuk proses-proses antara lain yaitu membuat database, mengakses database dan mengupdate database. DBMS juga mempunyai kemampuan tambahan seperti menghubungkan data dari sumber yang berbeda, melakukan proses query dan report dari data yang ada, menyediakan metode pengamanan data, melakukan proses manipulasi data yang kompleks, dan mengelola data lewat sebuah kamus data (data dictionary).
Ekstraksi data merupakan suatu proses yang dikelola oleh DBMS yang meliputi proses meng-import , meringkas, menyaring dan mempersingkat data.
DBMS menyediakan fasilitas untuk proses-proses antara lain yaitu membuat database, mengakses database dan mengupdate database. DBMS juga mempunyai kemampuan tambahan seperti menghubungkan data dari sumber yang berbeda, melakukan proses query dan report dari data yang ada, menyediakan metode pengamanan data, melakukan proses manipulasi data yang kompleks, dan mengelola data lewat sebuah kamus data (data dictionary).
2. Sub
Sistem Pengelolaan Model (Model Base)
Keunikan
dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model
keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering
dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak
mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil
tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model
harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan
rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.
Manajemen model merupakan paket
perangkat lunak yang memasukkan model
keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang memberikan
kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa-bahasa
pemodelan untuk membangun model-model kustom juga dimasukkan. Perangkat lunak
ini sering disebut sistem manajemen basis model (MBMS)
Komponen ini dapat dikoneksikan ke
penyimpanan korporat atau eksternal yang ada pada model.
Salah satu keunggulan dari SPK adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses
data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan
model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan basis data
sebagai mekanisme intgrasi dan komunikasi di antara model-model.
Subsistem
manajemen model dibentuk dari beberapa elemen antara lain: basis model (model
base), sistem manajemen basis model (model base management system), bahasa pemodelan
(modelling language), direktori model (model directory), dan eksekusi, integrasi
dan perintah model (model execution, integration dan command ).
Peran
direktori model analog dengan peran direktori data pada basis data yaitu
merupakan katalog dari semua model yang ada dan semua perangkat lunak lain
dalam basis model. Di dalam direktori model terdapat definisi model dan fungsi
utamanya untuk menjawab pertanyaan mengenai kemampuan dari sebuah model. Eksekusi
model (model execution) dalah proses pengontrolan sebuah model yang sedang
berjalan. Penggabungan model (model integration) dapat diartikan sebagai
penggabungan operasi dari beberapa model ketika dibutuhkan. Sedangkan sebuah
pemroses perintah model (model command processor) digunakan untuk menerima dan
menterjemahkan instruksi model dari komponen dialog dan melewatkannya ke model
base management system, eksekusi model atau fungsi integrasi.
3. Sub
Sistem Pengelolaan Dialog (User Interface)
Keunikan lainnya dari SPK adalah
adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan
pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui
subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat
berkomunikasi dengan sistem yang dibuat. Pengguna berkomunikasi dengan dan
memerintahkan DSS melalui subsistem ini.
Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi
tiga komponen:
1) Bahasa aksi (action language),
yaitu suatu perangkat lunak yang dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi
dengan sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard,
joystick dan keyfunction yang lainnya.
2) Bahasa tampilan (display and
presentation language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana
untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan
tampilan ini diantaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan
lain-lain.
3) Basis pengetahuan (knowladge base),
yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang
dapat berfungsi secara interaktif.
Komponen
antarmuka suatu SPK (Management of the User Interface Subsytem) adalah
perangkat keras dan perangkat lunak yang memberi antarmuka antara pemakai dan
SPK Komponen antarmuka menyajikan keluaran (output) SPK pada pemakai dan
mengumpulkan masukan (input) ke dalam SPK Menurut Turban (1995), subsistem
antarmuka dari suatu SPK harus mempunyai kemampuan seperti di bawah:
a.
Menyediakan Graphical User Interface (GUI)
b.
Mengakomodasi user dengan bermacam piranti masukan
(input)
c.
Menampilkan data dengan berbagai macam format dan
piranti keluaran (output)
d.
Memberi kemampuan help, prompting, rutin diagnostic dan
suggestion serta dukungan fleksibel yang lain
e.
Meyediakan interaksi dengan database dan basis mode
f.
Menyimpan data masukan dan keluaran
g.
Mempunyai windows yang mengijinkan berbagai fungsi
untuk ditampilkan serentak
h.
Menyediakan dukungan komunikasi antara pemakai (user)
dan pembuat (builder) SPK.
i.
Meyediakan latihan dengan contoh-contoh
j.
Menyediakan fleksibilitas dan adaptiveness sehingga SPK
bisa mengakomodasi masalah dan teknologi yang berbeda.
k.
Mampu berinteraksi dalam berbagai gaya dialog yang
berbeda.
Proses
pada subsistem antarmuka yaitu Pengguna berinteraksi dengan komputer lewat
action language yang diproses lewat user interface management system. Pada
sistem terkini, komponen antarmuka telah dilengkapi natural language procesor
dan mungkin memakai object standar (misalnya menu pull-down dan button) lewat
Graphical User Interface (GUI). Ada beberapa jenis gaya dialog untuk komunikasi
antara user dan SPK (Suryadi,1998) antara lain:
a.
Dialog tanya jawab
Dalam
dialog jenis ini SPK bertanya kepada pemakai , kemudian pemakai memberi jawaban
dan seterusnya sampai SPK membeikan jawaban yang diperlukan untuk mendukung
keputusan.
b.
Dialog Perintah
Dalam
dialog jenis ini, perintah digunakan untuk menjalankan fungsi- fungsi SPK.
Format perintah biasanya menggunakan kata-kata standar dan pendek serta relatif
mudah untuk dipelajari.
c.
Dialog Menu
Gaya
dialog ini paling populer dalam SPK. Dalam dialog gaya ini pemakai memilih satu
dari beberapa alternatif menu dengan penekanan tombol keyboard atau klik mouse
d.
Dialog form masukan/keluaran.
Dialog
jenis ini menyediakan form masukan untuk memasukkan perintah dan data.
Sedangkan form keluaran merupakan tangapan dari SPK. Sesudah form keluaran ,
biasanya pemakai dapat mengisi form masukan lain untuk melanjutkan dialog.
e.
Dialog masukan dalam konteks keluaran
Perluasan
dari dialog form masukan adalah dengan mengkombinasikan form masukan dan
keluaran sehingga masukan dari pemakai selalu dalam konteks keluaran SPK
sebelumnya. Dalam gaya dialog ini SPK
memperlihatkan
keluaran yang dapat diisi oleh pemakai sehingga bisa sekaligus mengubah
keluaran
4.
Sub Sistem
Berbasis Pengetahuan
Subsistem yang dapat mendukung subsistem lain atau
bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. Subsistem ini
mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai suatu komponen
independen dan sifatnya optional. Ia
memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan
Subsistem
ini dapat diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan (bagian
dari sistem manajemen pengetahuan), yang kadang-kadang disebut basis
pengetahuan organisasional.
Permasalahan yang
dihadapi oleh SPK akan bertambah kompleks dan rumit sehingga diperlukan
expertise untuk memberikan solusi yang baik di luar kemampuan SPK biasa.
Expertise ini disediakan oleh sistem pakar atau sistem cerdas yang lain. SPK
jenis ini dilengkapi dengan komponen yang disebut manajemen pengetahuan
(knowledge management). Komponen manajemen pengetahuan menyediakan expertise
yang diperlukan untuk memecahkan beberapa aspek permasalahan dan meyediakan
pengetahuan yang bisamenigkatkan operasi dari komponen SPK yang lain. Komponen pengetahuan bisa terdiri atas satu atau lebih sistem cerdas. SPK yang
dilengkapi dengan sistem cerdas atau sistem pakar disebut intelligent DSS atau
DSS/ES atau expert support system atau Knowledge- based DSS.
REVIEW
Berikut
Komponen konseptual DSS yang ada pada “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Komposisi Menu Makanan Yang
Tepat Pada Program Diet” :
1. Subsistem pengelolaan data (database)
1. Subsistem pengelolaan data (database)
Jenis data yang digunakan adalah
data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari responden yaitu
pasien yang menjalani program diet dan ahli gizi. Sedangkan data sekunder
bersumber dari hasil penelitian tentang kandungan gizi makanan, kebutuhan gizi
pasien, dll. Data yang diolah dalam inputan adalah nama pasien, jenis kelamin,
berat badan, tinggi badan, usia dan golongan darah. Dari data tersebut diolah
untuk menghitung jumlah kalori, menentukan bobot, derajat keanggotaan, predikat
dan alternatif menu makanan pasien program diet.
2. Subsistem pengelolaan model (modelbase)
2. Subsistem pengelolaan model (modelbase)
Untuk perancangan dan pengembangan aplikasi SPK ini
menggunakan metode OOA (Object Oriented Analysis) untuk menentukan hubungan
kelas dan tingkah laku yang berkaitan dengan objek yang relevan dengan masalah
yang akan dipecahkan.
3. Subsistem berbasis pengetahuan (Knowledgebase)
Untuk membantu hasil
sistem pendukung keputusan digunakan logika fuzzy Sugeno untuk memberikan
pilihan keputusan menu makanan pagi, siang dan malam yang bisa dikonsumsi
pasien program diet. Hasil ini juga tetap diawasi ahli gizi agar hasil yang
didapat tetap sesuai dengan ketentuan dalam program diet.
Pada sistem, input
berupa parameter yang digunakan dalam diet, berupa berat badan, tinggi badan,
usia, golongan darah, factor aktifitas, factor injury (intensitas penyakit) dan
bahan makanan dengan jumlah kalori yang telah diperhitungkan. Output berupa informasi mengenai menu makanan
(pagi, siang, malam) yang disarankan untuk dikonsumsi oleh pasien dalam satu
hari.
4. Subsistem pengelolaan dialog (user
interface)
Tampilan untuk form data inputan
bisa dikatakan cukup userfriendly,
untuk user yang memahami konsep
perhitungan kalori dan penentuan komposisi makanan untuk program diet maka aplikasi
ini bisa dimengerti dengan mudah. Aplikasi ini dibangun menggunakan Borland
Dhelpi 7.0. Untuk dialog output ditampilkan dalam bentuk table.
Berikut tampilan user interface yang
ada pada SPK untuk menentukan komposisi menu makanan yang tepat pada program
diet :
Form Hitung Kalori
Form Hasil Makanan
Form Laporan
Gambar diatas merupakan output / hasil akhir berupa laporan yang menampilkan kombinasi menu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Selain itu juga terdapat beberapa informasi tentang pasien seperti nama pasien dan kode pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar