Minggu, 11 Oktober 2015

Tugas 4 : KOMPONEN MODEL KONSEPTUAL DSS


Komponen Model SPK

Sistem pendukung keputusan terdiri atas empat komponen model utama yaitu :
1. Subsistem pengelolaan data (data Manajemen)
2. Subsistem pengelolaan model (model Manajemen)
3. Subsistem berbasis pengetahuan (Knowledge Manajemen)  
4. Subsistem pengelolaan dialog (User Interface)

Hubungan antara keempat komponen dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

    1.      Sub Sistem Pengelolaan Data (Database)
Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan komponen SPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dan diorganisasikan dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database Management System). Membantu memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk sistuasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS/Data Base Management System). Dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan. Subsistem manajeman data dibangun dari elemen-elemen antara lain basis data SPK, DBMS (Database Management System), direktori data dan fasilitas query. Basis data adalah kumpulan dari data yang saling terhubung dan dikelola sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan struktur dari sebuah organisasi yang bisa digunakan oleh lebih dari satu orang dan lebih dari satu aplikasi. Data dari basis data sebuah SPK didapatkan dari sumber data internal dan sumber data eksternal.
Data internal pada umumnya berasal dari sistem pemrosesan transaksi organisasi serta berbagai data operasi dari bidang fungsional. Jenis data yang tergolong data jenis ini misalnya pembayaran bulanan, penjadwalan perawatan mesin, penaksiran penjualan yang akan datang, cost of out-stock item, dan future hiring plans.
Data eksternal yaitu data-data yang berasal dari luar organisasi atau organisasi lain misalnya pemerintah atau asosiasi perdagangan , tapi mempunyai pengaruh terhadap organisasi. Data ini mungkin dimasukkan ketika SPK dipakai atau sebelumnya disimpan di dalam basis data SPK. Contoh dari data jenis ini antara lain data industri, data riset marketing, data sensus, data ekonomi nasional, dan lain-lain.
Data Personal (private data) merupakan jenis data lain yang digunakan oleh pembuat keputusan untuk penaksiran terhadap data spesifik dalam keadaan tertentu. Organisasi data untuk SPK berbeda-beda tergantung kebutuhan dari SPK tersebut. Organisasi berupa data warehouse sering digunakan untuk membangun aplikasi SPK. SPK yang berukuran besar biasanya memiliki mempunyai organisasi datanya sendiri yang terintegrasi, berupa basis data SPK multiple sources. Namun basis data SPK bisa juga dibangun untuk bisa berbagi dengan DBMS yang lain dan secara fisik ditempatkan di tempat yang sama dengan alasan biaya dan segi ekonomisnya.
Ekstraksi data merupakan suatu proses yang dikelola oleh DBMS yang meliputi proses meng-import , meringkas, menyaring dan mempersingkat data.
DBMS menyediakan fasilitas untuk proses-proses antara lain yaitu membuat database, mengakses database dan mengupdate database. DBMS juga mempunyai kemampuan tambahan seperti menghubungkan data dari sumber yang berbeda, melakukan proses query dan report dari data yang ada, menyediakan metode pengamanan data, melakukan proses manipulasi data yang kompleks, dan mengelola data lewat sebuah kamus data (data dictionary). 

    2.      Sub Sistem Pengelolaan Model (Model Base)
Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.
Manajemen model merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan  model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa-bahasa pemodelan untuk membangun model-model kustom juga dimasukkan. Perangkat lunak ini sering disebut sistem manajemen basis model (MBMS)
Komponen ini dapat dikoneksikan ke penyimpanan korporat atau eksternal yang ada pada model. Salah satu keunggulan dari SPK adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan basis data sebagai mekanisme intgrasi dan komunikasi di antara model-model.
Subsistem manajemen model dibentuk dari beberapa elemen antara lain: basis model (model base), sistem manajemen basis model (model base management system), bahasa pemodelan (modelling language), direktori model (model directory), dan eksekusi, integrasi dan perintah model (model execution, integration dan command ).
Peran direktori model analog dengan peran direktori data pada basis data yaitu merupakan katalog dari semua model yang ada dan semua perangkat lunak lain dalam basis model. Di dalam direktori model terdapat definisi model dan fungsi utamanya untuk menjawab pertanyaan mengenai kemampuan dari sebuah model. Eksekusi model (model execution) dalah proses pengontrolan sebuah model yang sedang berjalan. Penggabungan model (model integration) dapat diartikan sebagai penggabungan operasi dari beberapa model ketika dibutuhkan. Sedangkan sebuah pemroses perintah model (model command processor) digunakan untuk menerima dan menterjemahkan instruksi model dari komponen dialog dan melewatkannya ke model base management system, eksekusi model atau fungsi integrasi.

    3.      Sub Sistem Pengelolaan Dialog (User Interface)
Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat. Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan DSS melalui subsistem ini.
Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi tiga komponen:
1)      Bahasa aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick dan keyfunction yang lainnya.
2)      Bahasa tampilan (display and presentation language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan ini diantaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain.
3)      Basis pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif.
Komponen antarmuka suatu SPK (Management of the User Interface Subsytem) adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang memberi antarmuka antara pemakai dan SPK Komponen antarmuka menyajikan keluaran (output) SPK pada pemakai dan mengumpulkan masukan (input) ke dalam SPK Menurut Turban (1995), subsistem antarmuka dari suatu SPK harus mempunyai kemampuan seperti di bawah:
a.       Menyediakan Graphical User Interface (GUI)
b.      Mengakomodasi user dengan bermacam piranti masukan (input)
c.       Menampilkan data dengan berbagai macam format dan piranti keluaran (output)
d.      Memberi kemampuan help, prompting, rutin diagnostic dan suggestion serta dukungan fleksibel yang lain
e.       Meyediakan interaksi dengan database dan basis mode
f.       Menyimpan data masukan dan keluaran
g.      Mempunyai windows yang mengijinkan berbagai fungsi untuk ditampilkan serentak
h.      Menyediakan dukungan komunikasi antara pemakai (user) dan pembuat (builder) SPK.
i.        Meyediakan latihan dengan contoh-contoh
j.        Menyediakan fleksibilitas dan adaptiveness sehingga SPK bisa mengakomodasi masalah dan teknologi yang berbeda.
k.      Mampu berinteraksi dalam berbagai gaya dialog yang berbeda.
Proses pada subsistem antarmuka yaitu Pengguna berinteraksi dengan komputer lewat action language yang diproses lewat user interface management system. Pada sistem terkini, komponen antarmuka telah dilengkapi natural language procesor dan mungkin memakai object standar (misalnya menu pull-down dan button) lewat Graphical User Interface (GUI). Ada beberapa jenis gaya dialog untuk komunikasi antara user dan SPK (Suryadi,1998) antara lain:
a.       Dialog tanya jawab
Dalam dialog jenis ini SPK bertanya kepada pemakai , kemudian pemakai memberi jawaban dan seterusnya sampai SPK membeikan jawaban yang diperlukan untuk mendukung keputusan.
b.      Dialog Perintah
Dalam dialog jenis ini, perintah digunakan untuk menjalankan fungsi- fungsi SPK. Format perintah biasanya menggunakan kata-kata standar dan pendek serta relatif mudah untuk dipelajari.
c.       Dialog Menu
Gaya dialog ini paling populer dalam SPK. Dalam dialog gaya ini pemakai memilih satu dari beberapa alternatif menu dengan penekanan tombol keyboard atau klik mouse
d.      Dialog form masukan/keluaran.
Dialog jenis ini menyediakan form masukan untuk memasukkan perintah dan data. Sedangkan form keluaran merupakan tangapan dari SPK. Sesudah form keluaran , biasanya pemakai dapat mengisi form masukan lain untuk melanjutkan dialog.
e.       Dialog masukan dalam konteks keluaran
Perluasan dari dialog form masukan adalah dengan mengkombinasikan form masukan dan keluaran sehingga masukan dari pemakai selalu dalam konteks keluaran SPK sebelumnya. Dalam gaya dialog ini SPK
memperlihatkan keluaran yang dapat diisi oleh pemakai sehingga bisa sekaligus mengubah keluaran

   4.      Sub Sistem Berbasis Pengetahuan
Subsistem  yang dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. Subsistem ini mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai suatu komponen independen dan sifatnya optional. Ia memberikan intelegensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan
            Subsistem ini dapat diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan (bagian dari sistem manajemen pengetahuan), yang kadang-kadang disebut basis pengetahuan organisasional.
Permasalahan yang dihadapi oleh SPK akan bertambah kompleks dan rumit sehingga diperlukan expertise untuk memberikan solusi yang baik di luar kemampuan SPK biasa. Expertise ini disediakan oleh sistem pakar atau sistem cerdas yang lain. SPK jenis ini dilengkapi dengan komponen yang disebut manajemen pengetahuan (knowledge management). Komponen manajemen pengetahuan menyediakan expertise yang diperlukan untuk memecahkan beberapa aspek permasalahan dan meyediakan pengetahuan yang bisamenigkatkan operasi dari komponen SPK yang lain. Komponen pengetahuan bisa terdiri atas satu atau lebih sistem cerdas. SPK yang dilengkapi dengan sistem cerdas atau sistem pakar disebut intelligent DSS atau DSS/ES atau expert support system atau Knowledge- based DSS. 

REVIEW
Berikut Komponen konseptual DSS yang ada pada  Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan  Komposisi Menu Makanan Yang Tepat Pada Program Diet” :
1. Subsistem pengelolaan data (database)
 
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari responden yaitu pasien yang menjalani program diet dan ahli gizi. Sedangkan data sekunder bersumber dari hasil penelitian tentang kandungan gizi makanan, kebutuhan gizi pasien, dll. Data yang diolah dalam inputan adalah nama pasien, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, usia dan golongan darah. Dari data tersebut diolah untuk menghitung jumlah kalori, menentukan bobot, derajat keanggotaan, predikat dan alternatif menu makanan pasien program diet. 

2. Subsistem pengelolaan model (modelbase)
Untuk perancangan dan pengembangan aplikasi SPK ini menggunakan metode OOA (Object Oriented Analysis) untuk menentukan hubungan kelas dan tingkah laku yang berkaitan dengan objek yang relevan dengan masalah yang akan dipecahkan.

3.    Subsistem berbasis pengetahuan (Knowledgebase)
Untuk membantu hasil sistem pendukung keputusan digunakan logika fuzzy Sugeno untuk memberikan pilihan keputusan menu makanan pagi, siang dan malam yang bisa dikonsumsi pasien program diet. Hasil ini juga tetap diawasi ahli gizi agar hasil yang didapat tetap sesuai dengan ketentuan dalam program diet.
Pada sistem, input berupa parameter yang digunakan dalam diet, berupa berat badan, tinggi badan, usia, golongan darah, factor aktifitas, factor injury (intensitas penyakit) dan bahan makanan dengan jumlah kalori yang telah diperhitungkan.  Output berupa informasi mengenai menu makanan (pagi, siang, malam) yang disarankan untuk dikonsumsi oleh pasien dalam satu hari.

4. Subsistem pengelolaan dialog (user interface)

Tampilan untuk form data inputan bisa dikatakan cukup userfriendly, untuk user yang memahami konsep perhitungan kalori dan penentuan komposisi makanan untuk program diet maka aplikasi ini bisa dimengerti dengan mudah. Aplikasi ini dibangun menggunakan Borland Dhelpi 7.0. Untuk dialog output ditampilkan dalam bentuk table.
Berikut tampilan user interface yang ada pada SPK untuk menentukan komposisi menu makanan yang tepat pada program diet : 

Form Input Data Pasien
  

Form Hitung Kalori
Form Hasil Makanan

Form Laporan


Gambar diatas merupakan output / hasil akhir berupa laporan yang menampilkan kombinasi menu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Selain itu juga terdapat beberapa informasi tentang pasien seperti nama pasien dan kode pasien.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar